Rabu, 05 September 2012

Hikam kisah Nabi Musa da Nabi Khidhir


Hikmah Kisah Nabi Musa Dan Khidhir

Ketika nabi musa as berada di tengah- tengah bani Israel , datanglah seseorang yang bertanya kepadanya’’. Wahai nabi, apakah kamu tahu orang yang lebih berilmu daripada kamu?’’. “tidak” jawab musa as.
Kemudian Alloh menegurnya, bahwa ada orang yang lebih berilmu dari pada kamu(musa), ia adalah khidir as. Musa lalu (berdoa) memohon petunjuk kepada Alloh swt agar dapat menemui orang tersebut. Lalu, Alloh jadikan ikan sebagai tandanya. Dikatakan kepadanya, “jika kamu kehilangan ikan ini, kembalilah dan kamu akan menemuinya.’’

Nabi musa as mengikuti jejak ikan itu di laut ditemani oleh asistennya. Setelah lama berjalan asistenya berkata kepadanya: “tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung dibatu tadi, sesungguhnya aku lupa untuk menceritakan tentang ikan itu. Tidak ada yang dapat melupakanku kecuali syetan”. “itulah tempat yang kita cari!” kata musa . lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula. Akhirnya mereka( nabi musa dan asistennya) bertemu dengan nabi khidir as. Musa berkata:
 “bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan ilmu kepadaku!’’.
“kamu tidak akan sanggup sabar bersamaku!’’ kata khidir as.
“Kamu akan menadapatiku sabar, insya alloh aku tidak akan mendurhakai perintahmu”. kata musa.
“baiklah, Kalau kamu akan mengikutiku, jangan kamu tanyakan suatu apapun dariku, nanti akan kuterangkan kepadamu sebab-musabanya.”kata khidir.
Kemudian keduanya berjalan, sehingga keduanya menaiki sebuah perahu. Tiba-tiba khidir mengambil palu dan merusak lantai perahu itu.
“Wahai khidir, mengapa kamu rusak lantai kapal ini, nanti kita semua akan tenggalam. Sungguh kamu berbuat sesuatu yang mungkar!’’ kata musa.
“bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku!’’ kata khidir.
“maafkanlah aku dan janganlah kamu menyiksaku karena kelupaanku!”kata musa.
 Setelah turun dari kapal, keduanya berjalan bertemu dengan seorang anak kecil, lalu khidir membunuhnya.
Melihat perbuatan itu, musa berkata :
“Wahai khidir kenapa kamu membunuh anak kecil yang suci jiwanya,tanpa ada kesalahannya? Sungguh kamu berbuat sesuatu yang salah!’’ kata musa.
“bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku!’’ kata khidir.
‘’kalau aku menayakan sesuatu lagi setelah ini, maka janganlah kamu menemaniku. Cukuplah kamu memberikan uzur kepadaku!” kata musa.
Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah rumah yang hampir roboh dindingnya, tiba-tiba khidir membantu memperbaikinya.

Sekarang ini adalah perpisahan antara aku dan kamu, sebelumnya akan kuterangkan hal-hal yang kulakukan tadi.
Adapun  aku merobohkan atau merusak lantai perahu itu, karena  disana ada pembajak laut yang akan membajak tiap-tiap kapal  yang bagus, dan kapal ini salah satu kapal yang akan dibajak, jika aku robohkan lantainya, maka kapal ini tidak akan dirampas dengan demikian terpeliharalah perahu mereka.
Adapun anak kecil itu bapak-ibunya mukmin .Aku khawatir kalau anak itu dewasa nanti akan memaksa ibu-bapaknya menjadi durhaka dan kafir. Dengan ku bunuh anak itu berarti aku dapat menyelamatkan orang tua dan anak itu.
Adapun rumah roboh itu adalah kepunyaan dua anak yatim. Dibawah rumah itu ada simpanan harta –benda peninggalan bapaknya sedang bapaknya orang yang sholih. Alloh menghendaki , kalau keduanya dewasa, mereka mengeluarkan harta benda itu sebagai rahmat dari Alloh. 

          Dari Kisah kedua nabi ini mengandung hikmah yang luar biasa untuk kita antara lain:

1.Setiap kali akan belajar , kita ciptakan kemauan( irodah) yang  kuat dalam diri.
Salah satu cara nya adalah aktivitas belajar kita, apabila kita menemukan aktivitas belajar dengan baik maka akan tercipta semangat dalam diri kita. Rosululloh SAW bersabda : ihrish ‘ala maa yanfa’uka
( bersemangatlah kamu terhadap sesuatu  yang bermanfaat bagimu).
2.Bersikap ulet dan gigih dalam belajar
Ulet dan gigih merupakan gambaran mereka yang memiliki kemauan kuat. Dengan keuletan dan kegigihan akan mengubah segala tantangan menjadi pengembangan bagi pemicu dalam pengembangan dirinya.
3.Melatih kesabaran dalam belajar. Kesabaran merupakan prasyarat utama musa boleh menajadi muridnya. Musa tidak terlalu memiliki kesabaran dalam mengikuti proses pembelajaran , ia selalu banyak tanya. Padahal sebelumnya khidir telah berpesan kepada musa agar tidak banyak tanya sebelum khidir sendiri yang akan memberikan penjelasan.
4.Mengasah diri tiada henti atau tekun dalam belajar
Dalam belajar merupakan proses dalam mengasah diri. Ia merupakan proses dalam menghimpun sebanyak-banyaknya ilmu, informasi, pengalaman, sebab tidak ada yang dapat dilakukan kecuali dengan ilmu. Coba kita lihat nabi Musa as, walaupun predikatnya sebagai Nabi ia tetap mengasah diri untuk menambah keilmuanya. Ibnu jauzi berkata : “orang yang cerdas akan berjalan seiring dengan dua temannya yaitu ilmu dan akal”. Imam Al-ghazali pengarang kitab ihyau’ al-‘ulumuddin berkata : “siapa yang mengatakan saya sudah tahu,niscaya ia akan segera bodoh”.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar